Setiap malam setia menerangi dengan keterbatasan. Dia tidak diam, dia
bergerak dan berjanji. Selama hidup masih disematkan dalam
keberadaannya. Dia tetap menyinari.
Dia tidak sendirian, dia punya Matahari yang mampu memberikan cahaya dalam gelapnya petang. Tapi Bulan!. Dia terpisahkan oleh siang dan malam, mereka jauh. Saling berjarak.
Dan aku, hanyalah Bintang yang setia memandang keberadaan Bulan. Jemari sinar temaram yang kadang tak terlihat, coba meraba keberadaannya. Bintang selalu ada, tapi sekali lagi, sinarnya kadang tak terlihat.
Mungkin Bulan tak pernah sadar dengan keberadaan Bintang disampingnya, dengan rasa yang ia pendam. Namun dengan segala ketidakmampuan, Bintang telah menentukan untuk tetap menemani Bulan. Menemani dalam gelap. Tanpa pernah ingin di lihat.
Dia tidak sendirian, dia punya Matahari yang mampu memberikan cahaya dalam gelapnya petang. Tapi Bulan!. Dia terpisahkan oleh siang dan malam, mereka jauh. Saling berjarak.
Dan aku, hanyalah Bintang yang setia memandang keberadaan Bulan. Jemari sinar temaram yang kadang tak terlihat, coba meraba keberadaannya. Bintang selalu ada, tapi sekali lagi, sinarnya kadang tak terlihat.
Mungkin Bulan tak pernah sadar dengan keberadaan Bintang disampingnya, dengan rasa yang ia pendam. Namun dengan segala ketidakmampuan, Bintang telah menentukan untuk tetap menemani Bulan. Menemani dalam gelap. Tanpa pernah ingin di lihat.